Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia. Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia.
E. Coli yang tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia dengan memproduksi vitamin K2, atau dengan mencegah baketi lain di dalam usus.
E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika. E. coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya.
WABAH infeksi Escherichia coli (E-coli) meluas dan mendatangkan kekhawatiran di seluruh dunia. Tiga jalan diyakini menjadi sarana penyebarannya. Di Indonesia, Kementerian Kesehatan terus memantau perkembangan kasus penyakit akibat bakteri E-coli. Seperti dikutip dari Sindo, Kemenkes meminta jajarannya untuk meningkatkan kewaspadaan.
Namun, strain E-coli tertentu dapat menimbulkan penyakit berbahaya dan mematikan seperti yang terjadi di Eropa sekarang ini.
Menurut data, mulai 2 Juni 2011, di Jerman terdapat 1.733 kasus dan 17 kematian. Wabah E-coli telah menyebar ke berbagai negara di Eropa, seperti Austria, Republik Ceko, Denmark, Prancis, Belanda, Norwegia, Polandia, Spanyol, Swiss, dan Inggris. “Pertama, antara orang ke orang, kemudian dari makanan-minuman yang tidak dimasak dengan sempurna, dan bisa pula lewat binatang yang telah terinfeksi lalu menyebarkannya ke makanan dan dikonsumsi manusia, misalnya lalat,” kata internis yang berpraktik di OMNI Medial Center dan Medika Permata Hijau Jakarta ini ketika dihubungi okezone lewat ponselnya, Selasa (7/6/2011).
“Semua makanan yang tidak dimasak dengan sempurna atau dicuci dengan air yang tercemar e-Coli, mungkin saja karena sudah tercemar dengan tinja yang memang banyak E-coli juga menjadi sumber penyebaran,” imbuhnya.
Kemunculan bakteri E-Coli disinyalir lantaran aneka sayuran impor asal Jerman, seperti ketimun dan toge. Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih sempat menjelaskan, bakteri E-coli kebal terhadap obat antibiotik dan dapat menyebabkan kematian karena memicu pendarahan yang parah.
Gejala infeksi akibat terjangkit bakteri E-Coli biasanya berupa diare, mual, demam, dan muntah. Kalau tidak segera ditangani, gejala terparah bisa mengakibatkan kematian karena dehidrasi berat. Kalau gejala baru muncul 48 jam kemudian, itu berarti bukan akibat bakteri E-coli,” imbuhnya.
Satu-satunya cara membasmi penyebaran bakteri E-coli adalah perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS); mengolah makanan dan minuman dengan sempurna serta mencuci tangan sebelum makan.
0 komentar:
Posting Komentar